Sumber-sumber Riwayat dari Nabi saw

Menurut akidah orang-orang Syiah, prinsip pertama adalah riwayat-riwayat para imam dari sisi kehujahannya sama dengan riwayat-riwayat Nabi yang mulia saw dan harus berpegang teguh dengannya, dan dari sisi ini tidak ada perbedaan di antara riwayat-riwayat tersebut. Oleh karena itu, Kutub al-Arba'ah (empat kitab seperti Usul al-Kāfi, al-Tahdzib, Man Lā Yahduruhu al-Faqῑh dan al-Istibshār) sebagai sumber dasar hadis-hadis Syiah, mencegah adanya pemilahan antara sabda-sabda Nabi saw dan para imam as, dan dalam berbagai tema telah dinukil riwayat-riwayat yang bermacam-macam dari mereka.

Meski demikian, masih ada sumber-sumber yang mengumpulkan kumpulan hadis dari sabda-sabda Rasulullah atau mengkhususkan sebuah bab terpisah untuk hadis-hadis nabi saw. Di antara sumber-sumber tersebut yang dapat disebutkan di sini adalah:

Merdeka.com - Setiap orang tua selalu menginginkan anaknya tumbuh menjadi seseorang yang berguna dan sukses dunia akhirat. Tak heran apabila orang tua selalu memilih dan memberikan nama yang terbaik untuk anaknya. Selain akan digunakan seumur hidup, nama juga merupakan cerminan doa dan harapan dari orangtua untuk anaknya.

Banyak orangtua muslim memilih dan memberi nama bayi menggunakan nama tokoh-tokoh Islam yang berasal dari Alquran. Salah satu nama yang sering dijadikan sumber referensi adalah nama anak Nabi Muhammad SAW. Hal ini dimaksudkan agar kelak anaknya memiliki kepribadian luhur yang sesuai dengan ajaran agama Islam.

Sepanjang hidupnya, Nabi Muhammad SAW telah dikaruniai tujuh orang anak. Masing-masing nama anak Nabi Muhammad SAW tersebut tentu memiliki makna serta keistimewaan tersendiri karena berisi doa langsung dari Rasulullah SAW.

Lantas, siapa saja nama anak Nabi Muhammad SAW? Simak kisah singkatnya yang merdeka.com lansir dari NU Online:

Nama Putra dan Putri Nabi Muhammad

Semasa hidupnya dengan Khadijah binti Khuwailid, Nabi Muhammadmemiliki 6 orang anak, dua laki-laki, dan empat orang perempuan. Kemudian satu anak yang dilahirkan oleh istri Rasul Bernama Mariyah al-Qibthiyah. Melansir dari NU Online, berikut adalah anak nabi Muhammad berdasarkan penjelasan oleh Ibnu Hazm dan KH M Hasyim Asy'ari:

Anak Nabi Muhammad yang pertama adalah Al-Qasim bin Muhammad. Qasim lahir sebelum Muhammad diangkat menjadi seorang Nabi. Al-Qasim hanya hidup beberapa hari saja. Berkat kelahirannya sebagai anak tertua, Rasulullah kemudian diberi julukan Abu Qasim.

Kemudian lahirlah Zainab binti Muhammad, yang merupakan putri tertua Nabi. Zainab kemudian menikah dengan Abu al-Ash bin ar-Rabi, yang dari pernikahannya itu lahir putra Bernama Ali (yang meninggal saat remaja) dan Umamah (yang kemudian dinikahi oleh Ali bin Abi Thalib ketika Fatimah bin Muhammad wafat). Disebutkan juga bahwa Zainab wafat pada 8 H.

Putri Rasulullah berikutnya adalah sayyidah Ruqayyah. Ia kemudian menikah dengan Utsman bin Affan. Lalu memiliki seorang anak Bernama Abdullah (meninggal saat usia empat tahun). Dalam catatan sejarah, Ruqayyah wafat ketika Nabi sedang dalam perang Badar.

Kemudian, anak Rasulullah yang keempat adalah Ummu Kultsum. Dia menikah dengan Utbah bin Abu Lahab, namun bercerai sebelum disentuhnya. Ia kemudian dinikahi oleh Utsman bin Affan (setelah ditinggal wafat istrinya, Ruqayyah). Ia tidak memiliki keturunan dan wafat pada tahun 9 H.

Putri Rasulullah berikutnya adalah Fatimah Az-Zahra, ia lahir lima tahun sebelum Nabi Muhammad menerima wahyu yang pertama. Fatimah menikah dengan Ali bin Abi Thalib. Dengan Ali, Fatimah memiliki beberapa anak yaitu Hasan, Husein, Zainab, Ummu Kultsum, dan Muhassin (meninggal saat masih kecil). Fatimah wafat enam bulan setelah Nabi Muhammad wafat.

Abdullah bin Muhammad lahir setelah ayahnya diangkat menjadi Nabi. Ia wafat saat usianya masih kecil.

Anak Nabi Muhammad yang terakhir adalah Ibrahim yang lahir dari Mariyah al-Qibthiyah. Namun, Ibrahim wafat saat usianya baru 17 atau 18 bulan.

Muhammad bin Abdillah bin Abdul Muththalib bin Hasyim (bahasa Arab:محمد بن‌عبداللّه بن‌عبدالمطّلب بن‌هاشم) lahir pada Tahun Gajah, bertepatan dengan tahun 570 di kota Makkah dan wafat pada 11 H/632 di kota Madinah. Nabi Besar Islam Muhammad saw termasuk dari salah seorang nabi Ulul Azmi dan sebagai nabi Allah yang terakhir, sebagai pengemban Alquran yang merupakan mukjizat utamanya. Ia mengajak umat manusia untuk berakhlak dan menyembah Allah Yang Esa. Ia adalah seorang pemimpin bijaksana, perintis syariat, pembaharu umat dan juga termasuk seorang panglima perang.

Walaupun ia lahir di tengah-tengah masyarakat Arab yang musyrik, namun selama hidupnya, ia senantiasa menjauhkan diri dari penyembahan patung-patung berhala serta menjaga dirinya dari perbuatan-perbuatan buruk yang pada saat itu menjadi tradisi dalam masyarakat Arab Jahiliyah, Sampai pada akhirnya, di saat ia berusia 40 tahun, Allah melantiknya menjadi seorang Nabi. Pesan terpentingnya adalah mengajak umat manusia untuk bertauhid dan menyempurnakan akhlak. Walaupun kaum Musyrikin Makkah selama bertahun-tahun berlaku buruk kepadanya dan menyiksa sebagian dari pengikutnya, namun ia dan para pengikutnya sama sekali tidak melepaskan diri dari Islam. Setelah selama 13 tahun berdakwah di Makkah, akhirnya ia berhijrah ke Madinah. Hijrahnya ke Madinah adalah awal permulaan penanggalan Islam. Ia di Madinah telah menghadapi beberapa peperangan dengan pihak kaum Musyrikin yang akhirnya kemenangan berada di tangan kaum Muslimin.

Nabi saw dengan usaha dan jerih payahnya telah mengubah masyarakat Arab Jahiliyah dalam waktu yang singkat menjadi masyarakat yang bertauhid. Di masa hidupnya hampir seluruh masyarakat di semenanjung Arab telah memeluk Islam sebagai agama mereka. Dan pada periode selanjutnya hingga kini perkembangan Islam semakin terus berlanjut dan kini menjadi sebuah agama yang mendunia dan terus berkembang. Nabi saw telah berpesan kepada kaum Muslimin bahwa sepeninggalnya, hendaklah mereka berpegang teguh pada Alquran dan Ahlulbaitnya (lihat:Hadis Tsaqalain) dan jangan sampai terpisah dari keduanya. Hal tersebut disampaikannya dalam berbagai kesempatan, di antaranya pada peristiwa Ghadir, saat Imam Ali as dilantik sebagai khalifah sepeninggalnya kelak.

Haji Terakhir Nabi saw dan Ghadir Khum

Nabi di bulan Dzulkaidah tahun ke-10 h telah berencana untuk melaksanakan haji terakhirnya. Dalam perjalanan inilah Rasulullah mengajarkan hukum-hukum haji kepada masyarakat. Sebelum Islam, Quraisy membuat beberapa keistimewaan untuk diri mereka sendiri. Selain mereka menjadi juru kunci Kakbah, pembuat tirai Kakbah, penerima tamu dan pemberi minum para jemaah haji, mereka juga membedakan diri mereka dari kabilah-kabilah lain dalam tata cara ziarah ke Baitullah. Dalam perjalanan ini Rasulullah menghapus apa yang dianggap istimewa oleh Quraisy untuk diri mereka dalam berziarah ke Baitullah sementara orang lain mereka halangi dari keistimewaan tersebut. Salah satu dari keistimewaan-keistimewaan tersebut adalah di masa jahiliyah masyarakat beranggapan bahwa tawaf harus dengan kain suci dan kain itu bisa suci jika diambil dari Quraisy. Jika Quraisy tidak memberikan kain tawaf tersebut, dia harus tawaf secara telanjang. Keistimewaan lainnya adalah bahwa Quraisy tidak seperti jemaah-jemaah haji yang ada yang memulai amalan hajinya dari padang Arafah akan tetapi mereka memulai amalan hajinya dari Muzdalifah dan ini merupakan suatu kebanggaan bagi mereka. Alquran menghapus keistimewaan ini dengan ayat:

Dan masyarakat melihat Muhammad saw memulai hajinya dari Arafah sebagaimana masyarakat yang ada, padahal beliau termasuk dari Quraisy. Dalam perjalanan haji ini pula beliau berkata: Wahai masyarakat, aku tidak tahu apakah dapat melihat tahun mendatang atau tidak. Wahai masyarakat, setiap darah yang tertumpah di masa jahiliyah telah aku lupakan. Harta dan darah kalian telah diharamkan satu dengan yang lainnya, hingga kalian bertemu dengan Tuhan kalian.

Mengenal Keturunan Nabi Muhammad SAW

Seperti yang sudah diketahui, Nabi Muhammad SAW menjadi uswah hasanah (suri tauladan yang baik) bagi umat Islam. Agar bisa mencintai serta meneladani kehidupan Rasulullah SAW, tentunya harus mengerti serta mempelajari sejarah atau sepak terjang beliau semasa hidup, tak terkecuali mengenai para keturunannya.

Sepanjang hidupnya, Nabi Muhammad SAW telah dikaruniai 7 orang anak, 4 perempuan dan 3 laki-laki. Seperti dikutip dari NU Online, seluruh anak nabi berasal dari hasil pernikahannya dengan Sayyidah Khadijah, kecuali Ibrahim yang dilahirkan oleh Sayyidah Mariyah al-Qitbhiyah.

Adapun nama anak Nabi Muhammad SAW di antaranya Sayyidina al-Qasim, Sayyidah Zainab, Sayyidah Ruqayyah, Sayyidah Ummu Kultsum, Sayyidah Fatimah az-Zahra, Sayyidina Abdullah, dan Sayyidina Ibrahim.

Seiring dengan perjalanan waktu, ketiga anak laki-laki dari Nabi Muhammad SAW tidak memiliki umur yang panjang. Berbeda dengan putri dari Nabi yang memiliki umur panjang hingga dewasa dan melangsungkan pernikahan.

Nama anak nabi Muhammad SAW yang paling dikenal adalah Fatimah Azzahra binti Muhammad yang menikah dengan salah satu khalifah yakni Ali bin Abi Thalib. Hingga kini, garis keturunan Fatimah dan Ali pun masih terus berlanjut dari anak-anak mereka yakni Hasan dan Husein.

Anak Laki-Laki Rasul SAW Berumur Pendek

Dari bunda Khadijah, lahir anak laki-laki dan perempuan. Namun hanya yang putri saja yang sanggup hidup sehat hingga dewasa. Meski Allah SWT lebih tahu yang terbaik dan lebih dulu mengambilnya.

Disebutkan bahwa ditiadakannya keturunan dari garis anak laki-laki, karena khawatir. Umat Islam akan mengkultuskan atau mendewakan. Sementara yang terjadi, umat Islam kala itu tampak memuja keturunan dari jalur anak perempuan.

"Rupanya Allah tidak menghendaki Nabi punya anak laki-laki. Karena bisa jadi, jika Nabi punya anak laki-laki maka (anak dan keturunannya) akan dikultuskan, didewa-dewakan," ungkap KH Ashin seperti dikutip dari kajian live streaming, di Ahsin Sakho Center, Ahad (15/11).

Penjelasan mengenai ketujuh nama anak nabi Muhammad SAW tersebut adalah sebagai berikut;

Putra Putri Nabi Muhammad SAW

Putra Nabi Muhammad SAW pertama adalah Sayyidina Al Qasim. Dia lahir sebelum Nabi SAW diangkat menjadi nabi. Karena Qasim adalah anak tertua, maka Nabi diberi julukan Abu Qasim. Dia hanya hidup selama beberapa hari saja.

Nama Istri Nabi Muhammad SAW, Patut untuk Diketahui!

Putri Nabi Muhammad SAW berikutnya yakni Sayyidah Zainab. Dia adalah putri tertua Nabi yang lahir pada tahun ke-30 dari kelahiran Nabi Muhammad. Dia menikah dengan Abu al-Ash bin ar-Rabi.

Dari pernikahannya itu lahir seorang anak laki-laki yang diberi nama Ali (meninggal saat usia remaja) dan Umamah—yang nanti dinikahi Sayyidina Ali bin Abi Thalib setelah Sayyidah Fathimah wafat. Zainab wafat pada 8 H.

Putri Nabi Muhammad SAW ketiga yakni Sayyidah Ruqayyah. Dia lahir pada tahun ke-33 dari kelahiran Nabi Muhammad. Ruqayyah dinikahi oleh Ustman bin Affan. Dia tidak memiliki suami lagi selain Utsman.

Dari Utsman, dia memiliki seorang anak bernama Abdullah—yang meninggal di usia empat tahun. Tercatat, dia ikut hijrah sebanyak dua kali. Ruqayyah wafat ketika ketika Nabi berada di dalam Perang Badar—riwayat lain tiga hari setelah Perang Badar.

Nama anak Nabi Muhammad SAW yang memiliki sebanyak 7 keturunan penting untuk dipahami dan diambil hikmahnya dari kisah hidup mereka.

Nabi Muhammad SAW tidak hanya dikenal sebagai rasul Allah yang membawa wahyu terakhir, tetapi juga sebagai seorang ayah yang sangat mencintai keluarganya.

Nama anak Nabi Muhammad SAW penting untuk diketahui karena terdapat banyak kisah penuh hikmah dalam kehidupan mereka.

Rasulullah SAW memiliki tujuh anak, terdiri dari tiga putra dan empat putri, yang lahir dari pernikahan beliau dengan Khadijah binti Khuwailid serta Maria Al-Qibtiyah.

Setiap anak Nabi Muhammad memiliki kisah tersendiri yang menunjukkan keutamaan keluarga Nabi dalam sejarah Islam.

Nama Anak Nabi Muhammad SAW dan Kisahnya

Nabi Muhammad SAW, sebagai utusan terakhir Allah SWT, adalah figur yang memiliki peran penting dalam sejarah Islam.

Selain dakwah dan perjuangannya dalam menegakkan ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW juga dikenal sebagai seorang kepala keluarga yang penuh kasih sayang.

Anak-anak beliau merupakan bagian dari kisah hidupnya yang memberikan pelajaran dan inspirasi bagi umat Islam.

Maka dari itu, mari simak nama keturunan Nabi Muhammad SAW berikut:

Al-Qasim adalah nama anak Nabi Muhammad SAW pertama yang lahir dari Khadijah.

Nama lengkapnya adalah Al-Qasim bin Muhammad, dan dengan kelahirannya, Nabi Muhammad kemudian dikenal dengan julukan “Abu Al-Qasim,” yang berarti ayah dari Al-Qasim.

Sayangnya, Al-Qasim meninggal dunia ketika masih kecil, sebelum usianya mencapai dua tahun.

Meskipun hidupnya singkat, kehadirannya tetap memberikan kebahagiaan dan keberkahan bagi keluarga Nabi, dan namanya selalu dikenang sebagai putra pertama Rasulullah.

Kehilangan Al-Qasim di usia muda merupakan salah satu ujian besar yang dihadapi Nabi Muhammad dan Khadijah.

Namun, kesabaran dan keikhlasan mereka dalam menghadapi takdir Allah menjadi teladan yang mulia bagi umat Islam dalam menghadapi cobaan hidup.

Zainab adalah putri pertama Nabi Muhammad SAW dan Khadijah. Lahir sebelum kenabian, Zainab tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang dari orang tuanya.

Zainab menikah dengan Abul Ash bin Rabi’, yang pada awalnya belum memeluk Islam.

Meskipun begitu, Zainab tetap setia pada ajaran Islam dan mendukung perjuangan ayahnya.

Ketika Mekkah masih berada di bawah kekuasaan kaum musyrikin, Zainab sempat berpisah dengan suaminya setelah Perang Badar. Namun, setelah Abul Ash memeluk Islam, mereka bersatu kembali.

Kisah Zainab menunjukkan kekuatan iman dan keteguhan dalam mempertahankan ajaran Islam, meskipun dalam keadaan sulit.

Cintanya kepada ayahnya dan komitmennya terhadap agama menjadi cerminan dari kebesaran hati putri seorang Nabi.

Ruqayyah adalah putri kedua Nabi Muhammad SAW yang juga lahir dari Khadijah. Ruqayyah menikah dengan Utsman bin Affan, salah satu sahabat Nabi yang kelak menjadi khalifah ketiga dalam sejarah Islam.

Ruqayyah mendampingi Utsman saat hijrah ke Habasyah, sebagai bagian dari kelompok Muslim awal yang mengungsi untuk menghindari penganiayaan di Mekkah.

Mereka kemudian kembali ke Madinah, di mana Ruqayyah mengalami sakit parah. Ruqayyah wafat pada saat Perang Badar sedang berlangsung.

Nabi Muhammad tidak dapat hadir di pemakamannya karena harus memimpin perang, namun beliau tetap menunjukkan cinta dan kasih sayang kepada putrinya.

Ummu Kultsum merupakan anak perempuan ketiga Nabi Muhammad SAW dan Khadijah. Setelah kematian kakaknya, Ruqayyah, Ummu Kultsum dinikahkan dengan Utsman bin Affan.

Hal ini membuat Utsman mendapatkan julukan “Dzun Nurain,” yang berarti “pemilik dua cahaya,” karena menikahi dua putri Nabi.

Meskipun pernikahan mereka tidak dikaruniai anak, Ummu Kultsum tetap mendukung perjuangan suaminya dan berdiri di sampingnya dalam berbagai kesulitan.

Kisah Ummu Kultsum menjadi cerminan dari kesetiaan seorang istri dan keikhlasan dalam menjalani takdir.

Fatimah Az Zahra adalah nama anak Nabi Muhammad SAW dan Khadijah yang bungsu, dan juga dikenal sebagai putri yang paling mirip dengan ayahnya, baik dari segi penampilan maupun sifat.

Fatimah memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Nabi, dan beliaulah yang merawat ayahnya di masa-masa sulit.

Fatimah menikah dengan Ali bin Abi Thalib, sepupu Nabi, dan mereka dikaruniai dua putra yang kelak menjadi tokoh penting dalam sejarah Islam, yaitu Hasan dan Husain.

Fatimah adalah simbol kesucian, ketabahan, dan kebijaksanaan.

Setelah wafatnya Nabi Muhammad, Fatimah sangat terpukul dan tidak lama kemudian meninggal dunia.

Fatimah dianggap sebagai pemimpin perempuan di surga dan menjadi teladan bagi setiap Muslimah dalam menjalani kehidupan dengan keteguhan iman dan kebaikan hati.

Abdullah adalah putra kedua Nabi Muhammad SAW yang lahir dari Khadijah setelah kenabian. Abdullah juga dikenal dengan julukan “At-Thayyib” dan “At-Tahir,” yang berarti suci dan baik.

Namun, seperti halnya Al-Qasim, Abdullah meninggal dunia saat masih kecil.

Kehilangan Abdullah di usia muda kembali menjadi ujian besar bagi Nabi Muhammad dan Khadijah, namun mereka tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi musibah ini.

Meski tidak banyak kisah tentang Abdullah, keberadaannya sebagai putra Rasulullah tetap memberikan pelajaran tentang arti ketabahan dan keikhlasan.

Ibrahim adalah nama anak Nabi Muhammad SAW yang terakhir, lahir dari Maria Al-Qibtiyah, seorang hamba sahaya yang dihadiahkan kepada Nabi. Ibrahim lahir di Madinah, dan Nabi Muhammad sangat mencintainya.

Namun, seperti halnya saudara-saudaranya, Ibrahim juga meninggal dunia pada usia yang sangat muda, sekitar 16 atau 18 bulan.

Nabi Muhammad sangat sedih atas kematian Ibrahim, namun tetap menunjukkan ketegaran dan penyerahan diri kepada kehendak Allah.

Saat Ibrahim wafat, Nabi Muhammad bersabda, “Mata menangis dan hati bersedih, tetapi kami tidak akan mengatakan kecuali apa yang diridhai oleh Tuhan kami.

Ibrahim, kami sangat sedih dengan kepergianmu.” Kisah Ibrahim mengajarkan tentang kasih sayang seorang ayah dan ketabahan dalam menghadapi kehilangan.

Ketujuh nama anak Nabi Muhammad SAW beserta kisah hidupnya mengajarkan untuk tetap kuat dalam menghadapi cobaan hidup dan meneladani keluarga Nabi dalam menjalani kehidupan.

Melalui platform donasi Yatim Mandiri, Sahabat dapat membantu sesama  yang membutuhkan dan meneladani sifat Rasulullah SAW beserta keluarganya.

Selain berperan sebagai utusan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW juga memiliki peran sebagai ayah. Beliau memiliki putra dan putri yang dilahirkan dari Sayyidah Khadijah dan Mariyah Al-Qibthiyah.

Nabi Muhammad SAW diketahui memiliki tujuh anak. Dari jumlah tersebut, enam anak dilahirkan oleh Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, sementara satu anak lainnya lahir dari Mariyah Al-Qibthiyah.

Mengenal Putra-putri Nabi Muhammad SAW

1. Qasim bin Muhammad

Nama anak Nabi Muhammad SAW yang pertama adalah Qasim bin Muhammad. Anak tertua Nabi Muhammad ini hanya hidup selama beberapa hari saja. Ia meninggal pada 605 Masehi sebelum berusia 2 tahun dan dimakamkan di Jannatul Mu’alla, Mekkah.

Qasim dikenal sebagai anak tertua Rasulullah SAW, maka Nabi diberi julukan Abu Qasim. Adapun arti nama Qasim sendiri ialah “pemberi imbalan” yang merupakan harapan bahwa kelak akan menjadi anak yang saleh dan panjang umur. Namun, Allah SWT lebih tahu yang terbaik dan lebih dulu mengambilnya.

2. Zainab binti Muhammad

Zainab binti Muhammad merupakan putri tertua Nabi yang lahir pada tahun ke-30 dari kelahiran Rasulullah SAW. Nama Zainab sendiri diambil dari bahasa Arab yang memiliki arti indah dan wangi. Putri Nabi Muhammad ini wafat pada usia 29 tahun karena sakit dan dimakamkan di Jannatul Baqi.

3. Ruqayyah binti Muhammad

Nama anak Nabi Muhammad berikutnya yaitu Ruqayyah bin Muhammad. Ialah putri Nabi Muhammad dengan istrinya Khadijah yang lahir pada 7 tahun sebelum diutusnya kenabian, 20 tahun sebelum H atau tahun 603 Mekkah. Saat itu usia Nabi Muhammad ialah 33 tahun. Arti nama Ruqayyah yakni lembut. Ruqayyah juga memiliki gelar Dzat al Hijratain.

Ruqayyah kemudian dinikahi oleh Utsman bin Affan dan dikaruniai anak bernama Abdullah yang meninggal pada usia empat tahun. Putri Nabi Muhammad ini wafat saat perang Badar berlangsung dan jenazahnya dimakamkan di Jannatul Baqi.

Persiapan-persiapan Hijrah

Ummu Kultsum binti Muhammad

©2019 Merdeka.com/Free Images

Ummu Kultsum merupakan anak Nabi Muhammad keempat yang lahir 6 tahun sebelum diutusnya kenabian atau ketika Nabi berumur 34 tahun. Dia dinikahi oleh Utbah bin Abu Lahab, namun kemudian diceraikan sebelum disentuhnya.

Ummu Kultsum sempat hijrah bersama Fatimah ke Madinah dan Ustman bin Affan menikahinya pada tahun 4 H. Ummu Kultsum wafat pada Ramadhan 9 atau Maret 630 Madinah karena sakit dan dimakamkan di Jannatul Baqi.

5. Fathimah az-Zahra binti Muhammad

Salah satu nama anak Nabi Muhammad SAW yang paling dikenal umat muslim adalah Fathumah az-Zahra. Kebaikan serta kemuliaan hatinya, menjadikan anak Nabi Muhammad satu ini telah menginspirasi umat muslim di seluruh dunia. Tak heran, jika beliau dijuluki sebagai seorang yang memiliki karakter yang menyerupai Nabi Muhammad.

Nama beliau memiliki arti “Fatimah yang selalu berseri”, nama tersebut merupakan doa dari Nabi Muhammad SAW supaya kelak putrinya memiliki wajah dan hati yang berseri dalam keadaan apapun. Sehingga bisa memberikan kebahagiaan dan menjadi teladan bagi semua orang di sekitarnya.

6. Abdullah bin Muhammad

Nama anak Nabi Muhammad SAW berikutnya yaitu Abdullah bin Muhammad. Ia memiliki julukan Thayyib yang berarti baik dan Thahir yang artinya bersih atau murni yang merupakan harapan agar kelak menjadi orang yang bersih akhlaknya.

Putra Nabi Muhammad ini meninggal di usia yang masih kecil, yaitu pada tahun 615 Masehi. Abdullah juga disebut dengan nama at-Thayyib dan ath-Thahir karena lahir pada masa kenabian.

7. Ibrahim bin Muhammad

Nama anak Nabi Muhammad yang terakhir adalah Ibrahim bin Muhammad. Anak Rasulullah satu ini lahir dari rahim istri Rasulullah SAW yang bernama Maria al Qitbiya. Ibrahim sendiri lahir pada akhir bulan dari tahun 8 Hijriah, diberi nama Ibrahim yang berarti sama dengan nama salah satu leluhur bagi bangsa Arab dan Israel.

Saat itu, Nabi Muhammad SAW sangat mendambakan keturunan yang akan menghiasi keluarganya setelah kedua putranya yakni Qasim dan Abdullah meninggal sebelum baligh. Akhirnya, terlahirlah Ibrahim dari rahim Maria al Qibtiya. (mdk/jen)