Seperti apa penelitian Gunung Padang?

Temuan terbaru dari penelitian yang dilakukan Danny Hilman Natawidjaja dan sejumlah ahli sebetulnya menguatkan kesimpulannya yang terdahulu bahwa Gunung Padang yang terletak di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berpotensi menjadi piramida tertua di dunia.

Bahkan situs tersebut kemungkinan berusia 10.000 tahun lebih tua dari Piramida Giza di Mesir dan Stonehenge yang terkenal di Inggris.

Dalam jurnal ilmiah Archaeological Prospection yang baru-baru ini terbit, tertulis bahwa dia beserta tim sudah melakukan survei terpadu di Gunung Padang selama tiga tahun, sejak November 2011 hingga Oktober 2014.

Survei-survei itu di antaranya dengan melakukan pemetaan lanskap dan permukaan situs, pengeboran inti, pembuatan parit, dan teknik geofisika terpadu yang melibatkan metode Tomografi Resistivitas Listrik (ERT) dua dimensi serta tiga dimensi, juga Radar Tembus Tanah (GPR).

Kemudian operasi penggalian dimulai pada pertengahan tahun 2012 dengan sebagian besar pekerjaan dilakukan pada Agustus hingga September 2014.

Sumber gambar, Fairfax/Getty Images

Untuk 'parit' yang digali, ukurannya bervariasi antara 1,2 meter sampai 3,9 meter dari permukaan dan kedalamannya mencapai antara 2 dan 4 meter.

"Penggalian parit dilakukan secara manual dengan menggunakan berbagai alat, antara lain sekop dan cangkul," tulis Danny Hilman.

Sementara kegiatan pengeboran inti situs dilakukan untuk mengeksplorasi lapisan batuan yang lebih dalam.

"Untuk aktivitas ini kami menggunakan peralatan pengeboran Jacro 100 yang dilengkapi dengan mata bor berlian NQ berukuran diameter 2 inci dan inti barel 5 kaki."

Batuan dari inti situs tersebut, sambungnya, diteliti dengan analisis petrologi dan petrografi agar diketahui komposisi dan karakteristiknya.

Adapun sampel tanah organik diekstraksi secara hati-hati yang kemudian digunakan untuk analisis penanggalan karbon.

"Intinya ingin menentukan umur Gunung Padang, karena tanah itu mengandung unsur organik yang bisa ditentukan unsur karbonnya yang berasosiasi dengan umur bangunan," ujar Danny Hilman kepada BBC News Indonesia, Rabu (08/11).

Temuan Arkeolog Tentang Animasi Pertama

Awal tahun 2022, serangkaian pahatan batu bergambar hewan menghidupkan kembali spekulasi tentang bentuk animasi paling awal. Menggunakan model 3D dan perangkat lunak realitas virtual, tim arkeolog berpendapat bahwa karya seni batu mungkin merupakan representasi dari hewan yang bergerak jika dilihat dalam cahaya api.

Contoh lain dari animasi pertama terletak di Shahr-e Sukhteh, sebuah situs arkeologi di Iran tenggara yang dikenal sebagai 'Kota Terbakar'.

Di sini, para peneliti menemukan sebuah piala sederhana dengan sketsa merah terbakar dari seekor kambing pelompat yang hidup ketika vas diputar.

Dalam lima gambar berurutan, kambing bertanduk melompat untuk memakan daun pohon yang mungkin melambangkan pohon kehidupan Asiria.

Tetapi para arkeolog hanya mengenali gambar-gambar itu sebagai rangkaian gambar bertahun-tahun setelah vas itu digali pada tahun 1967.

Peninggalan itu dipajang di Museum Nasional Iran. Berusia sekitar 5.200 tahun, beberapa orang mengklaim itu bisa menjadi salah satu contoh animasi tertua. Anggapan itu menempatkan para pembuat tembikar Persia sebagai penguasa konsep awal animasi.

"Hal ini menunjukkan bahwa manusia selama ribuan tahun telah terpesona oleh gerakan hewan dan berusaha menangkap serangkaian gambar berurutan," kata Leila Honari, seorang animator Persia dan sarjana seni di University of Griffith di Australia dalam Science Alert, dikutip Selasa (3/1/2023).

Tato yang digunakan pada masyarakat Suku Mentawai biasanya akan berbeda pada masing-masing individu. Motif tato yang ada di tubuh mereka memiliki filosofi, makna, serta menunjukkan jati diri dan status sosial penggunanya.

Motif sarepak abak, misalnya, yang ditorehkan di punggung dan memiliki lambang keseimbangan kehidupan di alam. Ada juga motif durukat yang ditorehkan di bagian dada sebagai simbol jati diri suku dan menunjukkan batas wilayah kesukuan.

Titi tak bisa ditorehkan oleh sembarang orang. Untuk melakukannya, suku Mentawai mengenal keberadaan sipatiti, yakni seorang laki-laki yang dipercaya sebagai pembuat titi.

Meski tak diangkat secara adat, keberadaan sipatiti telah diakui oleh masyarakat Suku Mentawai. Untuk membuat tato yang simetris, seorang sipatiti harus memperhitungkan jarak titi dengan metode manual, yakni menggunakan jari.

Selain harus melalui ritual, pembuatan titi harus dilakukan secara bertahap. Biasanya, tahap pertama dilakukan saat seseorang berusia 11-12 tahun atau masa akil balig yang hanya boleh dilakukan di bagian pangkal lengan.

Tahap selanjutnya yakni ketika berusia 18-19 tahun dengan rajahan di bagian paha. Tahap ketiga ada di masa dewasa yang bisa menorehkan titi di bagian tubuh lain.

Temuan Animasi Kuno di Indonesia

Di Indonesia, sekitar 12.000 tahun sebelumnya, orang-orang di pulau Sulawesi melukis pemandangan panorama yang membentang di dinding batu kapur. Pemandangan itu menggambarkan makhluk gaib yang sedang berkelahi dengan kerbau.

Contoh gambar-gambar di dalam gua ini biasanya memiliki bagian tubuh yang terpisah. Anggapannya, tokoh dalam gambar itu bergerak dengan menggerakan tubuhnya satu persatu.

Apakah benar hal ini merupakan animasi pertama atau tidak, karya-karya ini disebut menceritakan sebuah cerita. Animasi atau tidak, manusia sekarang masih bisa mengagumi lukisan gua kuno yang mengangkut penonton ke dunia lain jauh sebelum zaman kita.

Gunung Padang 'berpotensi menjadi piramida tertua di dunia' - Bagaimana bentuk dan fungsinya?

Sumber gambar, Fairfax/Getty

Peneliti Danny Hilman Natawidjaja menyebut hasil penelitian terbarunya soal Gunung Padang bakal mengubah sejarah bahwa peradaban di Indonesia sudah berkembang sebelum abad ke-4 Masehi. Sebab, menurut hasil penelitian Danny, Gunung Padang berpotensi menjadi piramida tertua di dunia.

Itu mengapa dia berharap dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap rahasia tersembunyi sekaligus peradaban kuno di situs misterius tersebut.

Akan tetapi, arkeolog dari Jawa Barat, Dr Lutfi Yondri, menyebut kesimpulan itu mengada-ada karena hasil verifikasinya dan kajian literatur yang ada menyebutkan piramida tidak ada dalam lintasan budaya di Indonesia.

Video:Resmi Dibuka, Jakarta X Beauty 2024 Hidupkan Industri Kecantikan

Gambar animasi ternyata sudah ada sejak zaman pra sejarah. Salah satunya terlukis di gua.

Dari Prancis hingga Indonesia dan Australia, kehidupan masa itu dilukis di dinding gua. Para pendahulu menggambar siluet yang tampak tak bergerak dalam warna tanah.

Setelah ditelisik lebih lanjut, para arkeolog menemukan bahwa gambar-gambar itu bukan sekedar gambar. Melainkan bentuk sederhana dari gambar bergerak pertama atau animasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amsterdam, Belanda

Di Amsterdam, ganja merupakan hal yang legal. Toko-toko ganja ada di mana-mana untuk melayani pelancong dengan berbagai jenis hash dan gulma untuk kepuasan pribadi.

Selain itu, distrik lampu merah Amsterdam terkenal dengan pekerja seks komersialnya. Mereka memanggil lewat jendela kaca dan pertunjukan seks langsung.

Tijuana memiliki lusinan bar telanjang, rumah bordil, bar selam, dan pertunjukan seks live. Tak hanya itu, kota ini juga menyediakan obat-obatan berat seperti heroin dan sabu.

Namun Tijuana sangat kelam. Kota ini acapkali menjadi lokasi perdagangan manusia dan kejahatan lainnya.

Pattaya, Thailand

Pattaya merupakan rumah untuk minuman alkohol murah, permainan sepanjang malam, serta pelacur dapat ditemukan dengan mudah. Walking Street yang terkenal di Pattaya adalah tempat sebagian besar kehidupan malam terkonsentrasi.

Di sini tersedia bar, rumah bordil, bar Go-Go, hingga diskotik. Di sana pelancong juga dapat menonton pertunjukan kabaret ladyboy di Pattaya, atau pelancong bisa mencoba pijat plus-plus yang memiliki layanan ekstra di ranjang.

Saksikan video di bawah ini:

Bagaimana bentuk piramida Gunung Padang?

Situs Gunung Padang, kata Danny Hilman, bukanlah bukit alami melainkan konstruksi berbentuk piramida berlapis.

Lapisan pertama yakni yang paling atas – yang dipenuhi tanah, tumbuh-tumbuhan, berusia 1.000 2.000 tahun sebelum Masehi.

Lapisan kedua yang terdiri dari tumpukan pecahan batuan kolom dengan panjang hingga 1 meter, berusia 5.000 - 6.000 tahun sebelum Masehi.

Lapisan ketiga atau yang tertua berusia 16.000 - 27.000 tahun sebelum Masehi.

Sumber gambar, Archaeological Prospection/Natawidjaja

"Di lapisan tiga ini terdiri dari batuan yang lapuk, tanah liat hingga butiran kerikil dan batuan vulkanik yang tidak teridentifikasi. Ada juga batuan yang mengandung batuan kolom yang sangat lapuk berbentuk pilar vertikal."

Danny Hilman berkata, usia yang begitu lama pada lapisan terakhir memunculkan dugaan bahwa saat bangunan itu dibuat kemungkinan terjadi bencana yang berkaitan dengan banjir besar – atau kepunahan massal.

Setelah bencana, sambungnya, lapisan kedua dibangun dengan menimbun terlebih dahulu konstruksi pertama.

Di inti piramida, tim peneliti menemukan apa yang mereka gambarkan sebagai struktur batu lava yang "dipahat dengan cermat" dan "masif" yang terbuat dari andesit – sejenis batuan beku berbutir halus.

Sumber gambar, Archaeological Prospection/Natawidjaja

Merujuk pada konstruksi dan pahatan bebatuan, tim peneliti meyakini situs ini sudah ada sejak Zaman Es periode terakhir.

"Temuan ini menantang keyakinan konvensional bahwa peradaban manusia dan pengembangan teknik konstruksi canggih muncul selama periode awal Holosen atau awal Neolitikum."

"Pembuat lapisan ketiga dan kedua di Gunung Padang pasti memiliki kemampuan tukang batu yang luar biasa – yang tidak sejalan dengan budaya pemburu dan peramu tradisional."

Ahli geologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia (BRIN) ini mengatakan temuan tersebut punya arti luar biasa untuk sejarah Indonesia.

Kalau selama ini pengetahuan peradaban Indonesia dimulai dari Kerajaan Kutai pada abad ke-4 Masehi, maka sesungguhnya peradaban sudah ada sebelum itu.

"Secara umum Indonesia seperti terbelakang, seperti anak bawang dibanding dengan India atau China yang sejarahnya lebih tua," ucap Danny Hilman.

Sumber gambar, Fairfax/Getty Images

Itu mengapa dia dan tim peneliti berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap rahasia tersembunyi sekaligus peradaban kuno di situs misterius tersebut.

Sebab meskipun situs ini sudah terkubur sekitar 9.000 tahun yang lalu, tapi orang-orang dari berbagai daerah kerap mendatangi lokasinya.

Rio de Janeiro, Brasil

Kota berdosa lainnya adalah Rio de Janeiro di Brasil. Di sana dapat ditemui banyak orang yang bersantai dan berbaring di pasir Ipanema, Copacabana, atau pantai mana pun yang berada di kota tersebut.

Di sana biasanya banyak wanita atau pria topless atau bahkan telanjang. Diketahui, rumah bordil di sana legal, sehingga hal ini bisa menjadi hiburan bagi mereka yang membutuhkan.